Senin, 17 Desember 2012

Jangan Hanya Meniru Pendidikan Luar Negeri...

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, pemerintah selalu menggaungkan untuk meningkatkan daya saing anak bangsa melalui pendidikan agar siap menghadapi tantangan globalisasi. Lantaran hal tersebut, pemerintah kerap menjadikan pendidikan di luar negeri sebagai acuan untuk memperbaiki pendidikan di tanah air.

Praktisi pendidikan dari Universitas Paramadina, Abduh Zein, mengatakan bahwa perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia bukan hanya sebatas untuk bersaing saja. Pasalnya, tantangan globalisasi sesungguhnya bukan semata-mata untuk persaingan.

"Sekarang selalu disebut untuk meningkatkan daya saing. Jangan berpikir mau bersaing saja. Karena bersaing ini mau tidak mau dipaksa melihat standar luar," kata Zein, saat focus group discussion Menyoal Kurikulum 2013 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Menurutnya, terlalu banyak intensitas pemerintah dan masyarakat membandingkan kemudian mengadopsi metode pendidikan dari luar membuat masalah yang sebenarnya terjadi di dalam pendidikan Indonesia sendiri tidak terselesaikan dengan tuntas.

"Bahkan jadi cenderung terabaikan. Tiap negara itu tidak sama. Boleh saja mengadopsi tapi harus tetap dilihat masalah utama di negara sendiri ini apa. Lihat dulu ke dalam," ujar Zein.

Ia memberi contoh bahwa Indonesia memiliki banyak sekolah pertanian baik dari jenjang sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Namun pada kenyataannya negara yang dikenal dengan negara agraris ini tidak mampu mengembangkan sektor pertanian dengan baik.

"Bahkan bahan pokok kita sebagian besar masih diimpor. Ini karena terus melihat ke luar. Sehingga potensi dan ciri khas yang dapat dikembangkan dalam pendidikan jadi terabaikan," tandasnya.
Editor :

Caroline Damanik

Selengkapnya >>>

Rabu, 05 Desember 2012

Nusariadi, S.P//PKBM AZ-ZAHRA (paud Bakti Bunda)
Kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap orang tua, setiap orangtua harus memperhatikan benar-benar dengan keadaan yang terjadi terhadap anak setiap saat, karena apabila lengah dan lalai sedikit saja maka bisa berpengaruh secara fatal pada anak.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua, karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua yang tentunya sangat mempengaruhi. Tanpa sadar banyak hal yang dapat dipengaruhi oleh orang tua terhadap kesehatan anak seperti merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kelompok Bermain BAKTI BUNDA TANJUNGPINANG juga tidak ketinggalan dan terus melakukan  upaya-upaya untuk melakukan Deteksi Daya Tumbuh Kembang Anak (DDTK) yang bekerjasama dengan PUSKESMAS terdekat. Hal demikian adalah untuk melakukan upaya Deteksi Dini terhadap pertumbuhan pada anak-anak Didik PAUD/Kelompok Bermain Bakti Bunda Tanjungpinang dan juga mengarahkan kepada orang tua terhadap perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologi anak.
Terdeteksinya pertumbuhan dan perkembangan serta gejala-gelaja yang terjadi pada anak sedari dini merupkan hal yang jauh lebih penting dilakukan dari pada melakukan pengobatan ataupun hal-hal lainya setelah segala sesuatu terjadi pada putra-putri kita semua.
Editor : Nusariadi, S.P

Selengkapnya >>>