Selasa, 30 Oktober 2012

Hari Raya Idul Qurban

Setiap tahun kita merayakan hari Raya Idul Qurban atau biasa disebut hari Raya Idul Adha. Memaknai hari raya Idul Qurban tidaklah seperti pelaksanaan hari raya Idul Fitri yang terasa sangat meriah, saudara yang merantau berlomba-lomba untuk pulang kampung halamannya masing-masing (mudik) tapi dilebaran Idul Adha tidak terjadi demikian semua sanak saudara sebaliknya tidak berusaha untuk pulang kampung. Namun demikian ada yang sangat istimewa dalam pelaksanaan hari Raya Idul Qurban yaitu sesuai dengan sejarah islam tentang NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL. Nabi Ibrahim dengan ikhlas dalam bentuk pengabdian kepada Allah diperintahkan untuk memotong leher Nabi Ismail putra satu-satunya yang sangat dicintai yang akhirnya diganti dengan seekor gibas, dari persistiwa itulah sehingga adanya pemotongan Hewan Qurban (sapi/kambing) disetiap perayaan Hari Raya Idul Adha bagi umat islam. SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1433 H/2012 M (Nusariadi, S.P)

Selengkapnya >>>

Sabtu, 27 Oktober 2012

Penting, Pendidikan Wirausaha Dikenalkan Sejak Dini

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan kepada anak-anak. Dengan demikian, pengembangan kemampuan berwirausaha bisa dimulai sejak dini untuk menciptakan generasi muda yang mandiri.

Marketing and Customer Director Prasetiya Mulya Businees School, Iwan Kahfi, mengatakan, dalam perkembangannya selama 30 tahun, Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya menyadari bahwa pengembangan dunia wirausaha melalui pendidikan ke sekolah-sekolah perlu diupayakan agar anak-anak muda nantinya dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

"Kami berharap kontribusi Prasetiya Mulya dalam menghasilkan pengusaha muda bisa terus membantu roda perekonomian di Indonesia," kata Iwan saat membuka acara Media Gathering di FX Lifestyle Centre, Senayan, Jakarta, Jumat (19/10/2012).

Tim sudah mengunjungi sekitar lima sekolah untuk mengampanyekan pendidikan kewirausahaan di kalangan siswa sekolah menengah atas di tiga daerah di Jawa. Pengembangan pendidikan kewirausahaan, termasuk untuk anak-anak dan remaja, dikembangkan lebih lanjut melalui kompetisi menulis tentang pengembangan wirausaha bagi para jurnalis dan masyarakat umum. Kompetisi menulis tentang kontribusi pendidikan kewirausahaan ini dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi blogging  untuk kalangan masyarakat umum dan kompetisi menulis untuk para jurnalis.

Melalui pendidikan kewirausahaan, Iwan berharap pergerakan roda ekonomi Indonesia bisa terus berjalan dengan baik dengan munculnya orang-orang yang siap bersaing di dunia bisnis.

Selengkapnya >>>

Senin, 08 Oktober 2012

Kurikulum Harus Memuat Semangat Antikorupsi

JAKARTA, KOMPAS.com — Friksi yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri seakan menjadi momentum semakin gencarnya kampanye gerakan antikorupsi. Banyak pihak yang menyatakan "perang" terhadap korupsi dengan cara mendukung KPK untuk mengusut tuntas semua kasus korupsi. Retno Listyarti, Ketua Ketua Ikatan Guru Civic Indonesia (IGCI), mengatakan, perlu adanya semangat antikorupsi dalam kurikulum pendidikan nasional. Pendidikan antikorupsi, menurutnya, penting dan harus disampaikan kepada siswa dengan cara yang lebih kreatif. "Ada dua hal yang belum dimuat kurikulum, semangat multikultural dan antikorupsi. Bukan sekadar hafalan, melainkan sajikan dengan cara tematik dan perluas ruang diskusi," kata Retno saat ditemui Kompas.com di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (7/10/2012). Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ini juga mengimbau sekolah mulai membuat gerakan siswa untuk mendukung KPK melawan korupsi. Baginya, tak ada alasan sekolah untuk melarang lahirnya gerakan seperti itu karena akan memberi dampak positif untuk nalar dan pembentukan sikap peserta didik. "Jangan kaget kalau ada gerakan murid mendukung KPK memberantas korupsi, dan sekolah tak boleh melarang. Anak SMA bisa diberikan materi yang lebih khusus, tapi anak-anak di SD cukup diberikan asupan untuk melatih kejujuran," katanya. Sebelumnya, Retno bersama puluhan anggota FSGI ikut bergabung dalam barisan yang menyerukan dukungan pada KPK. Alasannya, pendidikan yang berkeadilan dan berkualitas tak akan terwujud jika pemberantasan korupsi belum selesai dilakukan. Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Selengkapnya >>>

Sabtu, 06 Oktober 2012

Kurikulum Baru, Hanya 7 Mata Pelajaran untuk SD

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud) Suyanto menyampaikan rencananya untuk menyederhanakan jumlah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD). Dari rata-rata SD saat ini yang memiliki 11 mata pelajaran, tahun depan akan disederhanakan menjadi sekitar tujuh mata pelajaran.

"Disederhanakan menjadi tujuh pelajaran dan supaya pola pikirnya sesuai usia anak-anak," kata Suyanto saat ditemui di gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Dia menegaskan, jumlah mata pelajaran di SD akan disederhanakan, tetapi muatannya lebih mendalam, khususnya dengan materi yang dapat mengembangkan sikap peserta didik. Hal tersebut berbeda dengan kondisi kurikulum saat ini yang memiliki cakupan terlalu luas, tetapi dengan materi yang tidak dalam.

"Nanti akan sederhana, tetapi dalam. Kalau sekarang cakupannya luas, tetapi dangkal," ujar Suyanto.

Peleburan mata pelajaran seperti IPA dan IPS, lanjutnya, masih dalam diskusi panjang. Pasalnya, perdebatan perlu atau tidaknya pemisahan kedua mata pelajaran ini masih mengemuka.

"IPA dan IPS mungkin namanya akan menjadi pengetahuan umum, tapi belum final dan masih digodok. Yang jelas IPA dan IPS sangat jadi perhatian. Mungkin general dulu, makin naik makin mengerucut," ungkapnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Pembinaan SD Ditjen Dikdas Kemdikbud Ibrahim Bafadal menyampaikan hal senada. Menurutnya, kemungkinan jumlah mata pelajaran di SD disederhanakan sangatlah besar. Akan tetapi, semuanya harus condong pada materi yang dapat mengembangkan sikap peserta didiknya.

"Bisa disederhanakan jumlahnya. Yang sudah tidak bisa ditawar itu Pendidikan Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Matematika," pungkasnya.

Evaluasi dan perombakan kurikulum pendidikan nasional terus mengemuka. Meski belum final, beberapa wacana sudah dilontarkan oleh Kemdikbud. Nantinya, peserta didik di SD akan diprioritaskan memperoleh mata pelajaran yang dapat membentuk sikap, sementara siswa SMP diarahkan pada keterampilan, dan peserta didik di SMA dipenuhi dengan mata pelajaran yang mampu membangun pengetahuan.

Kurikulum baru ini akan mulai disosialisasikan dan diuji publik sebelum Februari 2013, dan mulai berlaku pada tahun ajaran 2013-2014.
Editor :
Caroline Damanik

Selengkapnya >>>

Senin, 01 Oktober 2012

Kurikulum Baru Pangkas Jumlah Mata Pelajaran

JAKARTA, KOMPAS.com
Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim.
"Jumlah mata pelajaran yang banyak membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan," katanya dalam pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, di Jakarta, Kamis (27/9/2012) petang.
Ia mengatakan kurikulum mendatang yang sedang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan ditekankan pada model pembelajaran tematik, dan lebih mengarah pada pendidikan karakter.
Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini.
Semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang, dan diganti dengan pelajaran keilmuan.
Musliar mengatakan perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud yang dimulai sejak 2010.
Sementara itu, Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan kurikulum yang sedang dalam penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya.
"Pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya," katanya.
Penyusunan kurikulum pendidikan nasional yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.
Kemdikbud saat ini telah membentuk dua tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi.
Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain.
Gerakan Pembangunan Karakter
Wamendikbud Wiendu Nuryanti menjelaskan rencana pemerintah untuk melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Pembangunan Karakater Bangsa melalui program penanaman nilai budaya di lingkungan sekolah yang dilaksanakan di 10 propinsi, antara lain DKI Jkaarta, Aceh, Banten, Jawa Barat, NTB dan Maluku.
"Selain menyasar sekolah, gerakan pembangunan karakter juga akan dilaksanakan kepada masyarakat luas melalui Gerakan Bersih Desa Budaya yang difokuskan pada desa-desa yang dengan tradisinya masih menjalankan dan menopang karifan lokal, seperti budaya gotong royong," katanya.
Program Gerakan Bersih desa pada tahap awal sebagai pilot project dilaksanakan di enam daerah, yakni Laweyan, Lasem , Setu Babakan, Sasirangan, Pandesikek dan Cuci Nagari Maluku.

Selengkapnya >>>

Cara Mendidik Anak ala Rasulullah SAW

 Oleh : Prof.DR. M Quraish Shihab

Pakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab utama kegagalan pendidikan kita karena para pendidiknya yang gagal. Padahal, salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik. Nah, Rasulullah adalah suri tauladan yang terbaik, karenanya mari kita berkaca dari sepercik cara mendidik anak ala beliau.

Kita dalam hal ini berada dalam lingkaran setan, anak didik tidak berkualitas ternyata karena gurunya yang kurang bermutu, akhirnya pendidikannya gagal. Memang salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik, yang sebelumnya perlu dididik pula. Sebenarnya kalau melihat ke sejarah Nabi, problema ini baru terselesaikan karena Allah Swt. turun tangan.

Anak didik dibentuk oleh empat faktor. Pertama, ayah yang berperan utama dalam membentuk kepribadian anak. Bahkan, dalam Al-Quran hampir semua ayat yang berbicara tentang pendidikan anak, yang berperan adalah ayah. Kedua, yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa yang dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan. Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Begitu pula baik-buruk kadar pendidikan kita.

Selengkapnya >>>