MANADO, KOMPAS.com - Beberapa anak muda yang
tergerak peduli terhadap anak-anak yang kurang beruntung sehingga tidak
bisa menikmati bangku sekolah membentuk Komunitas Dinding. Visi mereka
adalah membagi berkat Tuhan yang telah diterima bagi anak-anak yang
kurang mampu.
"Kami secara rutin setiap Sabtu membuka kelas
belajar bagi anak-anak yang tidak punya kesempatan menikmati sekolah
formal," ujar Koordinator Komunitas Dinding, Jenly Bonde ketika ditemui
sewaktu mengajar anak-anak di Pasar Bersehati Manado, Sabtu
(22/09/2012).
Telah dua tahun sejak Februari 2010, Komunitas
Dinding mencoba memberikan pelajaran gratis bagi anak-anak para pedagang
yang berada di Pasar Bersehati. Ada 120 anak yang terdaftar, namun
hanya 60 anak yang aktif.
"Kini mereka sudah bisa baca tulis,"
ujar Jenly yang masih berusia 21 tahun ini. Hari itu ketika pasar mulai
sepi dari pembeli, di waktu istirahat para orang tuanya, sekitar pukul 1
siang, Komunitas Dinding kembali menyapa anak-anak Pasar Bersehati.
Dengan
peralatan seadanya mereka membuka ruang kelas di lantai 3 yang tidak
terpakai. Hanya beralaskan terpal dan meja seadanya, puluhan anak-anak
semangat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh para sukarelawan.
"Kami
membuka diri bagi siapa saja yang ingin mengajar anak-anak ini. Tidak
perlu harus punya jadwal tetap, yang penting datang dengan tulus dan
siap mengajar," jelas Jenly lagi.
Komunitas ini mendanai
kegiatan mereka dari saku mereka sendiri. Komunitas yang diisi beragam
profesi ini malah tidak mau menerima sumbangan dalam bentuk uang tunai.
"Kami lebih menghargai jika bantuan yang diberikan dalam bentuk barang, misal buku, alat tulis dan meja," ujar Jenli.
Bukan
hanya memberi pelajaran gratis, tetapi Komunitas Dinding juga
memberikan pelayanan pengobatan gratis. Maklum beberapa diantara anggota
Komunitas Dinding merupakan tenaga kesehatan masyarakat, baik dokter
maupun perawat.
Kini ada sekitar 30 kepala keluarga yang
merupakan pedagang di Pasar Bersehati menjadi binaan mereka. Apa yang
dilakukan anak-anak muda ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka juga
peduli berbagi dengan warga yang tidak mampu tanpa perlu tergantung pada
dana dari pemerintah. Sebuah teladan yang patut diapresiasi. (K73-12)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar