Senin, 30 Desember 2013

Bahaya Pendidikan Tak Ramah Anak

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pendidikan yang "ramah anak" harus mampu diciptakan, sehingga akan lahir generasi-generasi yang tak menyimpang di kemudian hari.

"Sistem pendidikan harus ramah anak, Jika tidak maka akan menciptakan generasi-generasi yang menyimpang seperti melakukan tindak kekerasan, korupsi, seks bebas dan pelaku tindak kejahatan," ujar Ketua Komnas Perlindungan anak, Seto Mulyadi seusai mengisi seminar di Universitas Ahmad Dahlan, Minggu (8/12/2013) kemarin.

Menurut Kak Seto --demikian ia biasa disapa, kekerasan anak kadang-kadang tertutupi oleh pendidikan, dan bahkan yang paling berbahaya adalah sistem yang tidak ramah anak. Jadi, harus diwujudkan kurikulum untuk anak, dan bukan anak untuk kurikulum, atau sekolah untuk anak bukan anak untuk sekolah.

"Jika di sekolah ada peraturan yang memberangus potensi-potensi kreativitas anak hanya berdasarkan perhitungan administratif belaka, atau demi gengsi para guru dan kepala sekolah, itu bukti sistem yang tidak ramah anak dan perlu diubah," tegasnya.

Dia mencontohkan, ada anak yang nilainya semasa SMP bagus, lalu pindah dan masuk ke dalam sistem pendidikan di salah satu SMA di Jakarta. Tiba-tiba anak ini ikut tawuran dan bahkan membunuh.

Dalam kasus seperti itu, dapat dipastikan ada sistem yang perlu dikoreksi. "Jangan anak yang disalahkan. Sekolah justru harus berani introspeksi apa yang keliru dari sistem pendidikan yang ada," ujarnya.

"Yang saya yakini selama ini, tidak ada murid nakal, yang ada murid yang dibuat nakal oleh sistem yang berkembang, seluruh anak pada dasarnya baik," tegas Seto lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar